Kadang kita khilaf atau melakukan kesalahan konyol di saat yang seharusnya tidak boleh ada kesalahan. Atlet dalam suatu perlombaan, seorang trader yang sedang trading, seorang dokter yang sedang melakukan pembedahan, dan lain-lain. Kesalahan-kesalahan konyol, hal-hal sepele, yang menyebabkan kegagalan yang fatal.
Mungkin penyebabnya berhubungan denganΒ hasil riset yang saya baca di Science Daily edisi hari ini:
Thinking too much about what you are doing, because you are worried about losing the lead (as in Norman’s case) or worrying about failing in general, can lead to “paralysis by analysis.” In a nutshell, paralysis by analysis occurs when people try to control every aspect of what they are doing in an attempt to ensure success.
Psikolog di University of Chicago menemukan penyebab dan cara menghindari "choking" di saat-saat penting.
Khusus pada situasi seorang trader, kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi antara lain sebagai berikut:
- Salah melihat timeframe. Game plan yang mensyaratkan melakukan buy bila terjadi breakout pada, misalnya, EMA(20) di timeframe M15, tapi seorang trader terburu-buru melakukan buy karena melihat sudah terjadi breakout EMA(20). Namun lupa melihat bahwa grafik yang sedang dilihatnya ternyata bukan grafik M15, tetapi H1. Lebih parah lagi kalau salah pair: yang dilihat breakout di grafik EURUSD, tapi malah buy di GBPUSD. Atau lebih parah lagi: salah menekan tombol buy, padahal semestinya sell. Hehehe.. π
- Terlalu banyak analisis. Hal ini paling sering dialami oleh seorang trader yang tidak memiliki game plan yang spesifik. Setiap kali hendak trading, yang dilakukannya adalah melakukan free-style analysis, analisis gaya bebas. Seringkali disebut gaya trading yang “full discretionary“. Suatu ketika digunakan analisa Fibonacci. Di saat lain digunakan analisa support/resistance. Di lain kesempatan digunakan indikator-indikator. Kadang-kadang menggunakan analisa Elliott Wave. Bagi trader yang seperti ini, ada saatnya akan mengalami ‘Analysis Paralysis‘. Terlalu banyak tools yang digunakan, akhirnya malah bingung, mau buy atau sell. Bila trader tersebut merasa harus ada trade yang diambil, maka akhirnya asal pilih saja, buy atau sell dengan ‘gut feeling‘ alias dengan insting. Jangan sampai begitu deh.. π¦
- Terlupa salah satu butir dari game plan nya. Hal ini sering dialami seorang trader yang memiliki game plan yang terlalu rumit, terlalu banyak check-list nya. Seringkali setelah suatu trade ditutup dengan kerugian, barulah trader tersebut menyadari ternyata ada satu hal dalam game plan nya yang terlewati. Misalnya seharusnya memperhatikan trend di time frame yang lebih besar, tapi terlupakan, hanya melihat signal di time frame kecil saja, sehingga akhirnya mengambil keputusan yang salah, mengambil arah trade yang melawan trend.
Jadi sudah semestinya lah seorang trader memiliki game plan yang jelas, sederhana, dengan tahap-tahap pengambilan keputusan yang dapat dengan mudah diingat. Hal ini akan menghindarkan seorang trader dari kerugian akibat kesalahan-kesalahan sepele yang semestinya dapat dihindari.
Good luck! π
Filed under: Renungan, day trading, foreign exchange, forex, fx, game plan, intraday, mata uang, psikologi, psikologi trading, psychology, Renungan, short term, trading, trading plan, trading system, valuta asing